“DIBALIK
SEBUAH SEJARAH”
Judul : The Act Of Killing (Jagal)
Sutradara :
Joshua Oppenheimer
Tanggal Rilis :
01 November 2012
Produksi :
Final Cut For Real
Film Jagal atau “The Act of Killing” merupakan film dokumenter
karya sutradara Joshua Oppenheimer. Film ini diproduksi oleh Final Cut for Real
Denmark dan merupakan hasil kerja sama dengan Denmark Britania Raya. Film ini
diproduseri oleh Signe Bryge Sorensen,
diko-sutradarai oleh Anonim dan Christine Cynn. Film Jagal sendiri telah
memperoleh berbagai penghargaan, diantaranya Film Dokumenter Terbaik pada
British Academy Film dan Television Arts Awards 2013 dan nominasi Film Dokumenter
Terbaik pada Academy Awards ke-86.
Film ini menyoroti mengenai pembunuhan anggota
PKI yang terjadi antara tahun 1965-1966. Setelah PKI dituduh oleh TNI sebagai pelaku G30S pada tahun 1965, Anwar Congo dan
kawan-kawannya naik pangkat dari preman pencatut karcis bioskop menjadi
pemimpin pasukan pembunuh. Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu
juta orang yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, dan intelektual, dalam waktu
kurang dari satu tahun. Sebagai seorang algojo dalam pasukan pembunuh yang
paling terkenal kekejamannya di Medan, Anwar telah membunuh ratusan orang
dengan tangannya sendiri.
Film ini berawal dari pengenalan sosok Anwar
Congo yang merupakan seorang algojo dan Herman Koto yang merupakan preman dan
Pemuda Pancasila. Dalam film ini mereka memperagakan mengenai pembunuhan sadis
yang telah mereka lakukan. Mereka membunuh dengan cara menendang, mencekik kepala
korban PKI dengan kawat, membakar rumah PKI, menjepit kepala korban dengan kaki meja dimana diatas meja
tersebut diduduki oleh beberapa rekan sesama preman dan membunuh sambil bernyanyi dan berdansa
sambil meminum alkohol.
Ironisnya, tempat untuk membunuh para korban PKI adalah kantor Pancasila dan mereka membuang jasad
PKI tersebut di sungai Deli. Keluarga PKI pun ikut menderita, keluarga PKI
dibuang atau diasingkan ketengah hutan. Selain orang komunis pada tahun 1965,
orang tionghoa ikut menderita. Para preman memalak orang tionghoa dan apabila
mereka menolak maka nyawa orang tionghoa pun menjadi taruhannya.
Dalam film ini terungkap bahwa sebenarnya pemerintah telah
membangun perasaan benci terhadap komunis kepada masyarakat. Pada tahun 1965
rakyat Indonesia dari anak anak hingga dewasa dipaksa menonton pembantaian
komunis dan media cetak menyudutkan bahwa komunislah yang bersalah untuk menanamkan
rasa benci terhadap komunis. Semua ini dilakukan sebagai langkah untuk menggulingkan
presiden Soekarno. Pendukung Soekarno seperti partai komunis, serikat buruh dan
tani, cendekiawan dan orang Tionghoa dituduh terlibat G30S sehingga lebih dari
satu juta orang komunis dibunuh dengan cara yang mengerikan. Bagi Pemuda
Pancasila Komunis dianggap sebagai pemecah bangsa.
Diakhir film ini, terlihat bahwa Anwar dan
teman-temannya yang ditugaskan untuk membunuh merasa menyesal atas perbuatan
yang mereka lakukan. Mereka merasa memiliki beban batin karena telah membunuh
orang yang tidak ingin dibunuh, mengingat hal tersebut mereka sering mengalami
kesulitan tidur dan bermimpi buruk. Namun, mereka menutupinya dengan perasaan
telah menjadi pahlawan untuk negara. Sampai saat ini belum ada permintaan maaf
yang diucapkan atas kejadian ini. Banyak pihak masih bungkam dan lari dari
tanggung jawabnya.
Film ini diperankan langsung oleh Anwar Congo,
Herman Koto dan Adi Zulkardy dan pelaku lainnya sehingga banyak memunculkan
fakta yang sebenarnya terjadi, mengenai bagaimana sebenarnya pembunuhan telah
dilakukan. Dan siapa yang sebenarnya kejam dan bersalah. Film ini berhasil
mengangkat kebenaran dalam sejarah yang tidak diketahui semua orang. Namun,
dalam pengambilan film masih banyak kekurangan seperti kualitas pengambilan
gambar yang masih kurang baik, alur yang masih simpang siur, dan ada beberapa scene
yang tidak perlu tapi tetap menjadi bagian dalam film.
Film ini layak ditonton oleh masyarakat Indonesia
karena tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui fakta yang terjadi. Kebanyakan
dari masyarakat Indonesia masih terhipnotis dengan pengaruh yang diberikan
bahwa komunis itu kejam dan jahat. Tidak banyak yang mengetahui mengenai
bagaimana pembunuhan terhadap kaum yang dituduh terlibat G30S dan begitu banyak
orang-orang yang tidak bersalah dibunuh dengan cara yang kejam. Film ini telah membuka
wawasan yang lebih luas mengenai fakta sejarah yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar